Saturday, February 21, 2009

Buah Berbagi Ilmu

Saya ini menggemari blognya si Pierre Lindenbaum. Karena waktu skripsi, topik yang saya garap: bioinformatika. Awalnya, iseng-iseng browsing, ketemu blog si Pierre. Saya subscribe di Google Reader, dan jadilah saya pelanggan tetap blognya. Yang menarik dari blog Pierre, dia tidak segan-segannya membagikan ilmu kepada semua orang yang membutuhkan teknik koding dalam bioinformatika. Dan yang lebih patennya, koding-koding rancangan Pierre, tidak terpaku oleh satu bahasa. Kadang dia pake Java, kadang pake Ruby, kadang pake C++, macem-macem lah.

Barusan, membaca posting ini, saya terkejut dan tidak. Terkejut karena, "Wow... Hoki bener tuh si bos Pierre."
Lalu tidak terkejut karena, "Oh, dia memang pantas mendapatkannya."

Ya, Pierre mendapat undangan meeting ke Jepang karena aktifitas ke blognya. Aktifitas berbagi ilmu. Padahal dia orang Perancis. Secara bahasa Inggrisnya lancar, jadilah orang Jepang kontak-kontak doi dan muncullah email seperti ini:
"We are great fun of your blog and inspired several times by your ideas!

We, the Database Center for Life Science (DBCLS) in Japan, had been working on the standardization and integration of bioinformatics resources, and organized a BioHackathon meeting last year in Japan.[...]"

Ada yang bilang, ngeblog itu sebenarnya me-marketing-kan diri. Kalau kita rajin-rajin berbagi ilmu, orang yang membutuhkan kita terkadang ga segan-segan mengontak dan minta bantuan yang UUD -> Ujung Ujungnya Duit (atau sesuatu yang setimpal). Nah, orang Jepang butuh kepintaran si Pierre, jadilah tuh orang bisa liat pohon sakura :-)

Tuesday, February 10, 2009

Laut Biru Shell

Berhubung saya orang baru yang wara-wiri jalanan pake roda empat, pluuus... Saya cinta produk dalam negeri, giliran pakai produk luar negeri, saya bingung sendiri. Selama ini, kalau isi bensin, biasanya ke SPBU keluaran Pertamina. Nah, pengalaman pertama ini, bikin saya a little horny.
Emang dasar kampungan, ketika ngisi bensin di Shell, saya kaget saat ditawari bersih kaca tanpa bayar oleh pelayan SPBU keluaran Belanda. Lantas, saya tanya, "bayar kagak?"
Dijawab, "Nggak pak."
Wuiih... Secepatnya saya jawab, "Boleh deh."



Dan benar, kaca mobil depan saya dibersihin! Selesai, saya nyodorin seribuan (kere juga yah, gapapa lah), eh... Ga mau. Sontoloyo. Ngaasih duit - ditolak. Ya sudah. Saya ngacir. Tapi dalam hati, gila, baru kali ini ngisi bensin plus plus. Pertanyaan muncul, kenapa Pertamina ga begitu juga?

Kata orang, kalau bersaing dilaut yang sama, harus coba berani beda. Caranya: Nambahin dan kurangin service atau produk yang mau dijual. Nah, Shell nambahin lap kaca depan mobil. Hasilnya? Berhubung saya adalah orang paling males nyuci mobil sedunia, saya mau jadi pelanggan setia SPBU Shell ^_^

Dengan catatan, kalau kebetulan lewat. Masalahnya, di Bekasi, SPBU Shell susah dicari ^^;;

Thursday, February 05, 2009

Genderang Perang Telah Ditabuhkan

Setelah lihat iklan Djarum Coklat dengan bintang iklan Band Nidji, saya langsung sadar: Telah terjadi perang antara produsen rokok dengan MUI!

Baru-baru ini, MUI(Majelis Ulama Indonesia) mengeluarkan Fatwa haram rokok bagi anak-anak, remaja, wanita hamil, dan di tempat umum. Nah, kita tahu, Band Nidji itu ga cuma digemari oleh remaja, tapi juga anak-anak. Contoh konkrit, kalau kita pernah nonton acara Idola Cilik Di TV, ada dua anak kembar, Nakula dan Sadewa yang berpenampilan dan sangat mengidolakan vokalis Nidji: Giling, eh Giring.

Kalau band Nidji jadi bintang iklan rokok, otomatis, si produsen rokok berniat untuk menggiring anak-anak Indonesia mengikuti kebiasaan idolanya = merokok!

Walah-walah-walah... Kalau sudah begini, yang ada anak-anak bisa terkontaminasi untuk mulai merokok. Sekali mencoba, selanjutnya, terserah bapaknya, mau ngasih duit atau enggak, hehehe...

Wednesday, February 04, 2009

Demokrasi Bayi

Definisi demokrasi kalau ga salah, dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat.

Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Aziz Angkat diangkat oleh rakyat, tapi tewas ditangan rakyat. Walah, definisi Demokrasi Indonesia bisa dirubah tuh menjadi: Dari Rakyat Untuk Rakyat Oleh Rakyat Mati Di tangan Rakyat.

Mengetahui berita kematian Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Aziz Angkat ini membuat saya miris dengan demokrasi di Indonesia. Memang, demokrasi Indonesia masih muda. Masih bayi. Kalau kita melihat demokrasi di Eropa, yang sudah dewasa dan khususnya di Perancis, negara pencetus Demokrasi, memang harus dilalui dengan pertumpahan darah. Selain itu, salah satu negara yang juga berdiri diatas ideologi Demokrasi di Eropa: Jerman, juga dibangun dari pertumpahan darah, dari Nazi yang otoriter ke pemerintahan sekarang. Tapi, sejarah adalah bahan pelajaran yang bisa dihindari. Sejarah tidak perlu diulang. Pertumpahan darah tidak perlu terjadi di zaman demokrasi modern saat ini.

Hmmm... Saya ngoceh begini, toh ga ada yang mendengarkan juga. Karena ini semua kembali ke pemegang kekuasaan untuk mengendalikan rakyatnya supaya sadar, proses demokrasi mesti dilalui dengan jalan damai. Perut terisi. Biar pikiran jadi jernih.

Perut terisi? He? Kalau ga salah ada partai yang mengklaim Indonesia sudah bisa swasembada beras. Artinya, kebutuhan perut sudah dianggap terpenuhi. Tapi kenapa masih ada yang beringas? Seolah-olah perut selalu lapar? Ah... Negeriku...

Tuesday, February 03, 2009

Sumbangan

Sekedar lamunan iseng,
Setelah membaca artikel blog Yati, saya jadi berpikir: Mana yang lebih baik, memberikan bantuan ke Palestina atau memberikan sedekah kepada pengemis didepan rumah?

Pasalnya, menurut laporan, dari Indonesia sendiri, sumbangan untuk palestina udah lebih dari 1 juta dolar. Seandainya itu uang buat membantu rakyat miskin disekitar kita saja, bukannya lebih baik?

Lalu saya bertanya kepada beberapa teman kuliah saya dulu akan lamunan saya ini. Dan berikut jawabannya:

1.
Menurut gw ngasih sedekah ke orang yang bener2 berhak ... karena klo pengemis di depan elo belon tentu doi butuh kan doi bisa ajah pengemis terorganisir baru setelah itu palestine. klo pengemis depan rumah ... apalagi klo masih sehat walafiat itu sama ajah dengan menggarami air laut. percuma! Pahala gak dapet bahkan mungkin dosa karena menjerumuskan mereka ke lembah nista ... kan pekerjaan paling hina di dunia adalah ngemis ... :D

2.
IMHO, dua-duanya baik, tapi katanya sih kalo menolong, mulailah dari yang paling dekat, jadi kasih ke pengemis dulu, abis itu nyumbang uang ke palestina. Tapi ujung-ujungnya, itu semua soal hati nurani, kita gak bisa nentuin orang harus kasih ke mana

3.
Semua ada bagiannya. semua penting. tinggal dibagi2 aja.
mana yang buat palestina mana yang buat pengemis, korban banjir, nolongin orang miskin, dsbnya.


***

Hmmm... Bagaimana menurut anda sendiri?

Kategori

info (205) foto (133) komentar ga penting (128) fotografi (123) Technology (104) Kantor (95) website (88) blog (84) Jakarta (78) comic strip (75) bisnis (71) karir (51) suara hati (51) senda-gurau (50) wisata (38) Bekasi (37) Internet (34) manajemen (31) kuliner (22) selebritis (21) soccer (21) Navision (20) iklan (14) kasus (14) sql server 2005 (13) buku (11) Greeting (10) movie (10) komik strip (9) novel (9) programming (9) televisi (9) Banjir (8) VCD/DVD (8) kopi (8) Vanessa (7) billiard (7) hypermarket (7) bogor (6) kesehatan (6) rumah (6) old document (5) Terios (4) basket (4) guru (4) Axapta (3) bioinformatika (3) azure (1)

My Instagram